Categories: Uncategorized

Percakapan Malam dengan Diri: Perjalanan, Luka, dan Pelukan

Percakapan Malam dengan Diri: Perjalanan, Luka, dan Pelukan

Malam itu aku duduk di tepi jendela, selimut setengah menutup kaki dan secangkir kopi yang sudah mendingin di meja. Kota di bawah seperti papan saklar—lampu yang menyala padam, bunyi motor yang lewat lalu hilang. Kadang aku suka memaksakan diri bicara pada diri sendiri saat kota sedang tidur. Bukan karena ingin jawaban, tapi karena butuh suara yang mengingatkan ada yang masih utuh di dalam diri ini.

Mengulang Jejak: Perjalanan yang Bukan Sekadar Foto

Aku sering terjebak pada foto-foto perjalanan: pemandangan yang rapi, caption inspiratif. Padahal perjalanan sejatinya sering berantakan. Waktu ke Lombok, misalnya, ranselku sobek di tengah jalan naik ojek, dan aku harus menahan malu minta tolong ke penduduk lokal untuk memperbaiki. Ada luka kecil—lecet di tangan, kekecewaan karena itinerary berantakan—tapi ada juga pelajaran besar tentang fleksibilitas. Perjalanan mengajari aku bagaimana menerima ketidaksempurnaan.

Seiring waktu, aku paham perjalanan bukan soal destinasi terakhir. Ia soal cerita yang tersisa di dinding ingatan: tawa orang asing di warung kecil, bau ikan bakar yang lengket di baju, pelajaran menunggu bus berjam-jam sambil membaca buku. Itu semua menjadi totokan kecil yang mengingatkan aku pernah berani keluar dari rutinitas. Itu menyembuhkan, sedikit demi sedikit.

Luka yang Tak Selalu Tampak — dan Kenapa Itu Oke

Ada luka yang jelas: patah hati, kehilangan pekerjaan, adu argumen yang meninggalkan kata-kata kasar. Dan ada luka yang halus: rasa tidak cukup yang datang setiap lupa membandingkan diri. Kadang aku menangis sambil menyikat gigi, karena malu dan lega sekaligus. Bukan dramatis; itu manusiawi.

Aku pernah membaca tulisan yang menyentuh di christinalynette tentang bagaimana memberi ruang bagi diri sendiri saat sedang rapuh. Bukan sekadar kata-kata manis, tapi langkah konkret—menulis daftar hal-hal kecil yang membuat tenang, misalnya. Setelah itu aku mulai membuat “kotak darurat” emosional: playlist lagu lawas, kue kemasan favorit, dan secarik kertas isi pujian untuk diri sendiri. Hal sederhana, tapi membantu saat emosi menuntut perhatian.

Pelukan untuk Diri Sendiri: Self-love yang Praktis

Self-love bagi aku bukan hanya frase di feed. Ini tindakan kecil yang konsisten. Seperti memilih tidur satu jam lebih awal, menolak undangan saat tubuh minta rehat, atau bilang “tidak” tanpa rasa bersalah. Aku pernah merasa egois saat menolak sesuatu demi istirahat. Sekarang aku tahu: merawat diri juga merawat orang di sekitarmu. Karena aku yang lelah tidak bisa memberi yang terbaik.

Aku juga menetapkan ritual mingguan—jalan pagi tanpa tujuan, menulis bebas di buku catatan, atau menonton film yang membuat aku tertawa. Ritual itu seperti mengisi ulang baterai. Kadang aku meremehkan pentingnya hal remeh itu, tapi ketika minggu penuh tekanan datang, ritual-ritual kecil itu jadi jangkar. Mereka tidak menyelesaikan semua masalah, tapi membuat aku bertahan sampai badai kecil berlalu.

Nah, Sekarang Apa?

Di akhir malam, aku sering menutup percakapan dengan diri seperti menutup buku sebelum tidur. Aku ucapkan tiga hal yang aku syukuri hari itu, sekecil apa pun. Malam menjadi tempat aman untuk merevis kembali langkah: apa yang membuatmu takut hari ini? Apa yang berhasil? Siapa yang perlu kau ajak bicara besok?

Kalau kamu membaca ini sambil menunggu tidur, coba deh tanya pada diri sendiri satu pertanyaan sederhana: apa pelukan yang kamu butuhkan sekarang? Dan beri jawaban itu — dalam bentuk jeda, kata maaf, atau secangkir teh hangat. Perjalanan hidup memang penuh lekukan, luka, dan bahagia yang berantakan. Tapi setiap percakapan malam, setiap pelukan kecil pada diri sendiri, adalah bukti kita sedang berusaha. Itu sudah cukup berani.

okto88blog@gmail.com

Recent Posts

Perjalanan Menuju Diri: Kisah Self-Love yang Menginspirasi

Sambil menatap kalender bulan ini, aku sadar bahwa perjalanan menuju diri sendiri bukan sekadar checklist.…

3 days ago

Perjalanan Hidup yang Mengajarkan Cinta Diri Lewat Kisah Inspiratif

Aku dulu sering merasa hidup berjalan sendiri tanpa arahan. Pagi-pagi aku bangun dengan kekhawatiran berlapis:…

4 days ago

Perjalanan Hidup Menuju Cinta pada Diri

Menemukan Suara Diri di Tengah Kebisingan Di kota yang selalu bergemuruh dengan sirene, notifikasi, dan…

5 days ago

Perjalanan Self Love yang Menginspirasi Hidup

Ketika gue mulai menata gaya hidup sebagai sebuah perjalanan, hidup terasa lebih manusiawi. Self-love akhirnya…

6 days ago

Perjalanan Hidupku Cinta Diri yang Menginspirasi Hari Hariku

Informatif: Membangun Cinta Diri dari Perjalanan Perjalanan hidupku terasa seperti jalan setapak di tepi pantai:…

7 days ago

Gaya Hidup yang Menginspirasi Perjalanan Menemukan Cinta Diri

Gaya Hidup yang Menginspirasi Perjalanan Menemukan Cinta Diri Gaya Hidup Sehari-hari yang Menggerakkan Cinta Diri…

1 week ago